Aduh, Panasnya...

Hey, jangan sekali-kali kalian memasukkan air panas secara cepat ke dalam sebuah gelas kaca. Kalau tidak, kalian mungkin matilah sudah; naiklah pitam ibu setinggi-tingginya mengetahui perkakasnya pecah barang satu buah. Namun jangan khawatir, ada solusinya kok!

AWAN KONDENSASI
Jika kita membuka botol limun, mengapa bisa terbentuk awan pengembunan pada lehernya?

Udara, yang jenuh dengan uap air dalam ruang hampa sebuah botol yang tertutup, dimampatkan oleh gas karbon dioksida yang larut dalam limun. Pada waktu dibuka, udara itu memuai dan mendingin (sama persis kebalikan dari udara dalam pompa sepeda yang menjadi panas akibat dimampatkan). Udara yang terdinginkan itu tak lagi dapat menahan begitu banyak uap air dan melepaskan sebagian dalam bentuk tetesan halus.

Garis-garis pengembunan di langit pun terjadi persis seperti itu. Dari mesin penggerak pesawat terbang telah tersemburkan pancaran gas pembakar. Isinya di antaranya uap air yang pada waktu memuai dan mendingin menjadi tetesan-tetesan air.

ARUS UDARA DI MUKA DINDING
Apabila gambar atau lukisan dalam sebuah ruangan diturunkan dari dinding, mengapa terdapat bekas pada pinggirnya?

Udara yang naik dari alat pemanas dan beredar dalam ruangan, mendingin pada dinding-dinding dan mengalir menyusuri permukaan dinding ke lantai. Karena sifat kayu yang menahan panas, di belakang bingkai gambar udara tetap dingin. Udara dalam ruangan yang panas dan lembab, lewat ke daerah itu akibat pendinginan, kemudian membentuk titik-titik air di dinding; debu yang terbawa pun turut mengendap. Jadi, garis-garis hantu itu merupakan tanda bahwa dinding tersebut tidak cukup terisolasi dari panas.

PENYERAPAN & PEMANCARAN PANAS
Kalau kita membiarkan sebuah sepeda di luar pada hari yang cerah dan kering, mengapa pada malam harinya pelana sepeda tersebut ditutupi tetesan embun, sedangkan rangka dan kemudinya kering?

Sepanjang hari, pelana gelap dan baur yang berasal dari bahan buatan itu menyerap panas jauh lebih cepat daripada logam yang cerah dan mengkilap. Sebaliknya, sesudah matahari tenggelam, pelana memancarkan panas yang telah ditampungnya jauh lebih cepat. Karena itu, udara yang melewati pelana tersebut mendingin sampai titik embun, artinya sampai suhu yang menyebabkan udara jenuh dengan uap air dan melepaskan lembab yang berlebihan. Embun ialah tanda cuaca cerah yang timbul pada saat cuaca tenang dan langit bersih; pada saat pancaran panas bumi sangat kuat.

TEGANGAN DALAM GELAS
Gelas yang secara cepat dituangi air mendidih sangat mudah pecah. Tetapi jika kita meletakkan sebuah sendok perak di dalam gelas tersebut sebelum air dituangkan, mengapa gelas tidak pecah?

Kaca merupakan isolator, artinya penghantar panas yang buruk. Jika gelas yang dipakai itu tebal, maka akan membutuhkan waktu sebelum panas dari bagian dalam gelas melalui molekul demi molekul sampai ke bagian luarnya. Karena itu, pemanasan yang terjadi tidak merata; pemuaian lapisan-lapisan gelas tersebut juga tidak merata sehingga timbul tegangan yang dapat mengakibatkan pecahnya gelas. Nah, perak dapat menghantarkan panas 350 kali lebih cepat dari hantaran kaca. Maka sendok perak akan menyerap panas pertama kali sekaligus menyalurkannya ke gagangnya. Pada akhirnya tegangan dalam gelas pun terkurangi, sebab kini pemuaian lapisan gelas terjadi secara adil; merata.

GAYA DALAM BAJA
Dalam perjalanan dengan kereta api, kita mendengar suara senada sentakan roda pada sambungan rel. Bagaimana bisa suara ini terdengar lebih keras ketika cuaca dingin daripada cuaca panas?

Baja, sebagaimana halnya setiap macam logam lain akibat adanya gerakan molekul, akan memuai jika dipanaskan dan menyusut (mengkerut) jika didinginkan. Karena itu, jarak sambungan antara rel pada cuaca yang dingin lebih besar daripada saat cuaca panas. Perubahan suhu sekitar 50 derajat Celcius mengakibatkan panjang rel yang berukuran 10 meter berubah sebesar kira-kira 6 mm.

Tapi bagaimanakah pengaturan pemuaian pada rel kereta api modern yang dilas penjang sekali untuk jarak jauh? Sederhana saja, relnya lebih tebal dan dilas pada suhu sedang. Karena beratnya yang luar biasa, bantalan yang lebih kuat dan alas kerikil yang lebih luas, rel itu tidak memuai ke arah panjangnya, melainkan menekan ke samping; ke arah lebarnya.

Bagaimana? Sudah bisa meminimalisir pemuaian paca gelas agar tidak pecah? Sudah, kan? Oke, terus ikuti blog ini!


Press, Hans Jürgen. 1984. Rahasia Sehari-hari. Bandung: Angkasa.

Crescent)))

0 Response to "Aduh, Panasnya..."

Post a Comment