Siput - Molluska Berumah yang Lamban

Hewan apakah yang berumah, bergerak dengan sangat lambat, berkelamin ganda dan mempunyai sepasang mata di tentakelnya? Jelaslah sudah itu adalah siput si penjaja lendir.

Kehidupan si siput

Binatang ini menyukai tempat yang rimbun dan lembab antara batu-batu dan tumbuhan. Pada saat musim kawin, mereka menggali lubang sedalam kira-kira 10 cm, kemudian menelurkan sampai 60 butir telur putih ke dalamnya, dan menutupnya. Setelah sekitar 4 minggu, anak siput keluar dengan rumah-rumahnya yang tembus pandang.

Pertumbuhan rumah siput itu dapat dengan mudah kita ikuti, yaitu dengan cara memberi noda cat yang tahan air di bagian pinggir rumah siput itu menggunakan kuas. Tidak lama setelah itu, nampak di depan noda tadi cincin pertumbuhan yang dibentuk dengan penambahan kapur dalam badan siput.

Gerakan gaya siput

Dari sejumlah besar kelenjar dalam kakinya, siput mengeluarkan lendir sambil berenang maju. Bahkan karena pelumasan yang baik itu, siput pun tidak merasa terganggu bila berjalan di atas pisau cukur yang tajam. Jika dilihat dari bawah melalui kaca, kita dapat menyaksikan telapaknya berupa bayang-bayang yang berbentuk garis-garis, yang dengan kecepatan yang sama bergerak dari belakang ke depan. Ini terjadi karena tarikan otot-otot yang bergelombang. Dalam gerakan ini, bagian telapak belakangnya ditarik mundur sedangkan bagian depannya digeser maju. Kecepatan jalannya sekitar 12 cm tiap menitnya. Aduh lambatnya…

Tapak gemerlapan di kebun

Lendir yang meratakan jalan siput melalui kayu dan batu, mengering saat disinari matahari dan tampak mengkilap seperti selaput halus. Dengan lendir pula, siput melapisi rumahnya untuk mencegah dia sendiri kekeringan.

Selain itu, lendir itu juga berguna untuk pertahanannya. Jika siput menyeberangi jalan semut, para semut yang terganggu tentu akan menyerangnya. Namun hal itu sia-sia bagi si semut. Melalui lubang napasnya, siput meniupkan lendir yang liat keluar menjadi benteng gelembung yang tak tertembus. Dan dalam perlindungan, siput menarik dirinya dalam-dalam.

Makanan manis siput

Jika siput kita letakkan di atas bagian dalam kulit pisang yang masih segar, ia pun dengan segera akan mengisi perutnya. Dengan lidahnya yang penuh dengan ribuan gigi yang mengarah ke belakang, ia memarut lapisan putih kulit pisang tersebut.

Di berbagai macam daun lunak, siput sangat suka memakan zat manis yang berasal dari tanaman. Siput ladang yang kecil dan berwarna kelabu kekuningan, pada malam hari suka melahap sayuran dan buah semak. Karena mereka tidak berumah, tak memiliki pelindung, sepanjang hari mereka bersembunyi. Namun mereka dapat dengan mudah dipikat dengan kulit kentang yang ditaruh di bawah genting.

Aneka jenis rumah siput

Kalau kalian mengumpulkan rumah siput darat dan mengelompokkannya, maka kalian mungkin akan tercengang sendiri mengetahui betapa banyaknya jenis, bentuk dan warna yang kalian temukan. Kebanyakan jenis rumahnya melingkar jika dilihat dari atas ke kanan. Namun kadang juga terdapat satu eksemplar yang karena mutasi (perubahan faktor keturunan), menjadi melingkar ke kiri. Dalam suatu koleksi, hal ini mempunyai nilai kelangkaan! Tak jarang ditemukan pula rumah siput yang kosong tertumpuk di sekitar batu. Pelakunya ternyata burung kicau yang memukul-mukulkan rumah itu pada batu dan melahap seluruh isinya.

Tidak berniat untuk menghina si siput, saya hanya mau menghimbau kepada kalian agar tidak meniru sifat siput yang pemalas dan lambat. Mengerjakan suatu hal itu harus dilakukan dengan segera, jangan ditunda-tunda (walaupun kerapkali saya juga masih menunda pekerjaan). LOL. Memang benar yang banyak orang katakan, 'lakukanlah apa yang bisa kamu lakukan hari ini'. Jadi, jangan tunda juga untuk selalu mengikuti blog ini!


Press, Hans Jürgen. 1984. Melacak Alam. Bandung: Angkasa.

Crescent)))

0 Response to "Siput - Molluska Berumah yang Lamban"

Post a Comment